Nama :Kahfi Dirga Cahya
NPM :1106084280
Mata Kuliah :MPKT A
Jurusan :Kriminologi - FISIP UI
Pengarang : Evita E. Singgih, Miranda Diponegoro , Rosa Diniari, Pius Nugraha
Pengarang : Evita E. Singgih, Miranda Diponegoro , Rosa Diniari, Pius Nugraha
Data Publikasi :Jakarta,
Lembaga Penerbit FE UI, II:27-34, 2011
Sebagai mahluk sosial, individu memiliki kebutuhan yang kuat untuk hidup bersama dalam kelompok dan melalui hidup berkelompok individu dapat mengembangkan kemanusiaanya. Dengan demikian secara umum tidak ada individu yang tidak ingin hidup bersama orang lain.
Sebagai mahluk sosial, individu memiliki kebutuhan yang kuat untuk hidup bersama dalam kelompok dan melalui hidup berkelompok individu dapat mengembangkan kemanusiaanya. Dengan demikian secara umum tidak ada individu yang tidak ingin hidup bersama orang lain.
Menurut Tuckman ( Suzanne Jansz,
Karen Dowd dan Beth Scheider. 2009) kelompok tumbuh dan berkembang melalui
serangkaian tahapan, mulai dari tahap forming
(pembentukan), storming (goncangan), norming (pembentukan norma), performing (melakukan atau
melaksanakan), adjourning
(penangguhan). Pada dasarnya setiap tahap memiliki karakteristik dan tantangan
yang berbeda bagi anggota dan pemimpin bersangkutan. Tahap pertama, yaitu
pembentukan (forming). Umumnya kelompok dibentuk untuk menyelesaikan tugas
tertentu. Pada tahap ini, awalnya anggota kelompok belum mengenal satu sama
lain, dan bahkan jika mereka melakukan sesuatu, muncul perasaan ketidakpastian
karena anggota kelompok belum memiliki kesempatan untuk mengenal satu sama lain
dan menetapkan tujuan kelompok. Sebagai anggota atau pemimpin kelompok, peran
anggota kelompok di tahap ini ialah untuk mendorong kelompok untuk memantapkan
misi dan tujuan, mengatur jadwal kera, mengenal satu sama lain, dan menetapkan
beberapa norma awal untuk bekerja sama. Kemudian tahap kedua yaitu goncangan (storming). Pada tahap ini, di antara
anggota kelompok timbul beberapa perbedaan. Seperti arah kepemimpinan, gaya
kerja dan pendekatan, dan persepsi tentang kualitas yang diharapkan dan produk akhir.
Pada tahap ini, peran anggota kelompk atau pemimpin adalah untuk menahan diri
dari mengambil sisi, mendorong kelompok untuk mengembangkan saluran komunikasi,
dan membantu anggota kelompok lain agar terpusat pada tugas dan bukan pada
perbedaan pribadi. Kemudian lanjut ke tahap Norming.
Pada tahap ini, para anggota kelomok berusahan menetapkan dan mematuhi pola
perilaku yang dapat diterima dan dalam bekerja sama mereka belajar untuk
menggabungkan metode dan prosedur baru yang telah disepakati sebelumnya.
Sebagai anggota atau pemimpin kelompk, berperan mendorong anggota kelompok
untuk mengambil tanggung jawab lebih, bekerja sama, menciptakan inovasi. Tahap
keempat yaitu performing. Pada tahap performing, status keanggotaan anggota
kelompok sudah stabil, tugas sudah jelas dan perhatian anggota kelompok lebih
kepada ganjaran. Peran anggota dan pemimpin kelompok pada tahap ini adalah
untuk mendorong anggota untuk memberikan dukungan dan berfungsi sebagai sumber
daya satu sama lain. Tahap terakhir ialah Adjourning.
Setelah berhasil menyelesaikan tugas dan tujuan, kelompok dapat bubar secara
permanen atau beristirahat sementara. Sebagai anggota dan pemimpin kelompok,
peranan pada tahap akhir ini adalah mendorong anggota kelompok untuk
mendiskusikan proyek atau tugas, dengan menambahkan pelajaran yang diperoleh
dari hasil pekerjaan mereka dan menyampaikan kepada kelompok baru cara
pemacahan masalah apabila berhadapan dengan masalah yang serupa.
Kemudian dalam kelompok, kita
mengenal kelompok formal dan informal. Kelompok formal ialah kelompok yang
mempunyai struktur organisasi dan peraturan yang tegas dan senagaj diciptakan
oleh anggotanya untuk menagtur hubungan diantara anggotanya. Sedangkan kelompok
informal ialah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu.
Berdasarkan efektivitasnya, Johnson
dan Johnson (2006) membedakan empat macam kelompk yaitu, Pseudo, Traditional Groups, Efektivitas dan kinerja tinggi. Kelompk
pseudo adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas bersama namun tidak berminat
untuk melaksanakannya. Mereka percaya bahwa mereka dievaluasi dalam peringkat,
mulai dari yang kinerjanya tinggi sampai yang paling rendah. Kelompk
tradisional adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk bekerja sama
dan bisa menerima bahwa mereka harus bekerja sama. anggota kelompok percaya
bahwa mereka akan dinilai sebagai individu, bukan sebagai anggota kelompok.
Kemudian, kelompok efektif adalah kelompok yang anggota – anggotanya komit
untuk memaksimalkan keberhasilan dirinya maupun keberhasilan anggota – anggota
lain. Karakteristik dari kelompok efektif adalah ketergantungan positif, dan
komunikasi dua arah. Terakhir adalah lelompk kinerja tinggi. Kelompok ini
memebuhi seluruh kriteria kelompok yang efektif, bedanya dari kelompok efektif
adalah pada tingkat komitmen anggota – anggotanya satu sama lain maupun pada
keberhasilan kelompok.
Pada dasarnya kelompok merupakan
suatu wadah untuk pengembangan kemampuan diri, dan dapat mengasah kemampuan
kita untuk dapat bertanggungjawab tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga
untuk teman kelompok dan kelompok itu sendiri.
0 comments:
Posting Komentar