Recent News

Minggu, 25 Desember 2011

Makalah MPK Agama : Zaman Perkembangan Islam

ZAMAN PERKEMBANGAN ISLAM                                
                                                                             oleh

Atikah Trianawati
Buyung Abiyan
Dewi Savitri
Fadlurahman
Hilman Arief
Kahfi Dirga Cahya
Muhammad Arief R

Makalah
Mata Kuliah MPK Agama Islam

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2011

A.    Zaman Nabi Muhammad
·         ISLAM MASA RASULULLAH DI MEKKAH
Nabi Muhammad dilahirkan pada hari senin tanggal 12 Rabiul awal, tahun gajah, kira-kira 571 masehi. Pada tanggal 17 Ramadhan, beliau menerima wahyu pertama kali yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5. Pada saat itu pula Nabi dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan Allah SWT kepada seluruh umat manusia.
-          Penyiaran Islam secara Sembunyi-Sembunyi
Ketika wahyu pertama turun, Nabi belum diperintah untuk menyeru umat manusia menyembah dan mengesakan Allah SWT. Pada saat sedang menunggu itulah kemudian turun wahyu yang kedua (Qs. Al-Mudatstsir:1-7) yang menjelaskan akan tugas Rasulullah SAW yaitu menyeru ummat manusia untuk menyembah dan mengesakan Allah SWT
-          Penyiaran Islam secara Terang-Terangan
Turunlah firman Allah SWT, surat Al-Hijr:94 yang memerintahkan agar Rasulullah berdakwa secara terang terangan.
·         RASULULLAH SAW MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAM DI MADINAH
Ketika beliau sampai di Madinah, disambut dengan syair-syair dan penuh kegembiraan oleh penduduk Madinah. Islam mendapat lingkungan baru di kota Madinah. Lingkungan yang memungkinkan bagi Nabi Muhammad SAW untuk meneruskan dakwahnya, menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah tiba dan diterima penduduk Yastrib, Nabi diangkat menjadi pemimpin penduduk Madinah. Sehingga disamping sebagai kepala/ pemimpin agama, Nabi SAW juga menjabat sebagai kepala pemerintahan / Negara Islam Untuk memperkokoh masyarakat baru tersebut mulailah Nabi meletakkan dasar-dasar untuk suatu masyarakat yang besar, adapun dasar-dasar tersebut adalah:
1. Mendirikan Masjid sebagai tempat peribadatan dan pertemuan, mengadili perkara dan sebagainya.
2.
Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin.
3. Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non Muslim
4. Melaksanakan dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru
B.     Zaman Al-Khulafa’ Al-Rasyidun
Periode kepemimpinan islam oleh al-Khulafa’ al-Rasyidun dimulai setelah wafatnya Rasulullah s.a.w. Pada masa pemerintahan Abu Bakar al-Shiddiq (11-13H/ 632-634) suku-suku bangsa Arab tidak mau lagi tunduk kepada pemerintahan Madinah. Hal ini dikarenakan bangsa Arab menganggap bahwa perjanjian damai yang dicetuskan oleh Nabi Muhammad s.a.w telah usai setelah Nabi Muhammad s.a.w wafat. Pada masa pemerintahan Umar (13-23 H/634-644 M) kekuasaan islam meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia dan Mesir. Pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah provinsi ; Mekkah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Pemerintah juga mengatur pembayaran gaji dan pajak tanah. Mendirikan lembaga pengadilan, membentuk jawatan kepolisian dan jawatan pekerjaan umum. Masa Pemerintahan Utsman (23-35 H/ 644-655M) islam berhasil memperluas wilayahnya sampai ke Armenia,Tunisia,Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia. Utsman berjasa karena telah membangun bendungan untuk irigrasi, jalan-jalan, jembatan, masjid dan memperluas masjid Nabawi. Tetapi kematian beliau dikarenakan adanya kaum pemberontak yang membunuhnya. Lalu kaum muslimin membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Utsman. Dalam Pemerintahan Ali (35-41 H/ 655-661 M) terjadi pergolakan internal, hal ini dikarenakan beliau telah mengganti gubernur yang telah diangkat oleh Utsman, meminta kembali tanah yang sebelumnya telah pemerintah hadiahkan untuk warga, menerapkan kembali sistem distribusi pajak tahunan yang pernah diterapkan oleh Umar. Dan ada diantaranya yang merasa tidak puas dalam penanganan kasus pembunuhan Utsman. Sampai terjadinya pemberontakan Muawiyah bin Abi Sufyan terhadap Ali bin Abi Thalib. Dan pada akhirnya terjadilah perang Shiffin yang diakhiri dengan arbitrase antara Ali dan Muawiyah.
Kemudian Muawiyah bin Abi Sufyan mulai berkuasa setelah Sayyidina Ali wafat. Sejak itu pemerintahan al-Khulafa’ al-Rasyidun mulai berakhir dikarenakan Muawiyah yang merupakan pendiri Dinasti Umayah mulai menerapkan sistem monarki. Sistem pemerintahan al-Khulafa’ al-Rasyidun yang menggunakan syura diganti dengan kerajaan yang bersifat absolut.  Pada masa ini islam terpecah menjadi beberapa golongan. Ada yang memihak Ali, ada yang memihak Muawiyah , ada yang netral dan ada yang menentang semuanya.
C.    Zaman Bani Umayah
            Daulah Bani Umayah yang ibukota pemerintahannya di Damaskus berlangsung selama 91 tahun diperintah oleh 14 orang khalifah. Bani Umayah didirikan oleh Muawiyah Bin Abu Sufian pada tahun 661 M. Beliau keturunan dari Bani Umayah, mantan Gubernur Syam dan seorang pemimpin yang pintar dan mempunyai pikiran yang tajam. Kerajaan Bani Umayah dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap kelahiran (661-705 M), zaman kemajuan dan pembangunan (705-724 M) dan zaman kehancuran (724-750 M). Pada zaman ini, masyarakat Islam tediri dari golongan pemerintah, kaum Mawali, golongan Zimmi dan golongan hamba.
Golongan Pemerintah
            Golongan pemerintah didasari oleh keluarga dari Bani Umayah. Kerajaan ini diperintah oleh dua keluarga besar yaitu keluarga Abu Sufian (23 tahun) dan keluarga Marwan (68 tahun). Terdapat 3 orang Khalifah dari keluarga Abu Sufian iaitu Muawiyah Bin Abu Sufian (661-680), Yazid Bin Muawiyah (680-683) dan Muawiyah Bin Yazid (683). Bagi keluarga Marwan, terdapat 11 orang Khalifah dimana kumpulan pertama dimulakan oleh Marwan I Bin al-Hakam (684-685) dan diakhiri oleh Hisham Bin Abdul Malik (724-743).
Golongan Mawalli
Terdapat dua pandangan bagi golongan Mawalli. Pandangan pertama berorientasi negatif. Pandangan ini di dukung oleh J. Wellhausen, Goldziher dan Belyaev. Mereka berpendapat bahwa Mawali tidak mempunyai tempat dalam pemerintahan. Pandangan kedua berorientasi positif. Dari segi pemerintahan, mereka dianggap memiliki peran penting
Faktor Keemasan Kerajaan Bani Umayah
            Faktor keemasan kerajaan Bani Umayah yaitu, pertama kepintaran dan kebijaksanaan khalifah, penguasaan ilmu pengetahuan., ekonomi yang stabil, ‪hubungan baik antara kerajaan dan rakyat, dan semangat jihad yang tinggi.
Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayah
            Organisasi militer yang kuat dan arsitektur yang berkemban pesat.
Gerakan Penentang Bani Umayah
·        Gerakan Azariqah : Gerakan ini dipimpin oleh Azraq Bin Nafi
·        Gerakan Najaiyah : Gerakan ini diasaskan oleh Najdah Bin Amir al-Hanafi
·         Kaum Syiah           :  Penentangan bermula sejak zaman Muawiyah Bin Abu Sufian.
D.    Bani Abassiyah
Didirikan oleh Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas bin Abdul Muthalib (kakek Nabi SAW). Pola pemerintahan yang dianut sesuai dengan perubahan pada politik, sosial, dan budaya. Periode Bani Abbas dibagi menjadi lima :
1.      Periode Pengaruh Persia pertama (750-847M)
2.      Periode pengaruh Turki pertama (847-945M)
3.      Peridoe kekuasaan Dinasti Bawah/Periode Persia kedua (945-1055M)
4.      Periode kekuasaan Bni Saljuk/ Periode pengaruh Turki kedua (1055-1194M)
5.      Periode bebas dari pengaruh Dinasti lain (1194-1258M)
Banyak Mazhab-mazhab hukum Islam yang bermunculan sebagai respon kebebasan dalam mengemukakan pendapar dan menggali ilmu pengetahuan. Imam-imam mazhab yang terkenal yaitu Abu Hanifah (w. 150-767 M), Malik bin Anas (w. 178H/795M), Muhammad bin Idris al-Syafi’i (w. 204H/820M), Ahmad Bin Hanbal (240H/855M). (Badri Yatim, 2001:56-57).
Runtuhnya Daulah Abbasiyah
Tak ada gading ang tak retak. Mungkin pepatah inilah ang sangat pas untuk dijadikan cermin atas kejayaan ang digapai bani Abbasiah. Meskipun Daulah Abbasiyah begitu bercahaya dalam mendulang kesuksesan dalam hampir segala bidang, namun akhirnya iapun mulai kaku dan akhirnya runtuh.  Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan daulah Abbasyiah, yaitu :
Faktor Internal
·         Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
·         Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukuan.
·         Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
·         Perang salib yang memakan banyak korban
E.     Turki Usmani
Sejak mundur dan berakhirnya era Abbasiyah, keadaan politik umat Islam mengalami kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar: Turki Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Dari ketiganya, Turki Usmani adalah yang terbesar dan terlama, dikenal juga dengan imperium islam. Dengan wilayahnya yang luas membentang dari Afrika Utara, Jazirah Arab, Balkan hingga Asia Tengah, Turki Usmani menyimpan keberagaman bangsa, budaya dan agama, Turki usmani mampu berkuasa selama kurang lebih 6 abad berturut-turut. Pada masa Usman I, kota Broessa (1317 M) diperbatasan Bizantium dapat ditaklukkan. Turki Usmani berhasil menaklukkan Azmir (Smirna), Thawasyanli, Uskandar Ankara, dan Gallipoli, bagian benua Eropa.
MASA KEJAYAAN TURKI USMANI
            Pada awalnya kerajaan Turki Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Usmani menjadi Kerajaan yang besar bertahan dalam kurun waktu yang lama. Setelah Usman meninggal pada 1326, puteranya Orkhan (Urkhan) naik tahta pada usia 42 tahun. Pada periode ini tentara islam pertama kali masuk ke Eropa. Pada masa Murad I berhasil menaklukkan banyak daerah, seperti Adrianopal, Masedonea, Bulgaria, serbia dan Asia kecil. Namun yang paling monumental adalah penaklukan dikosovo. Bayazid menggantikan ayahnya, ia terkenal dengan gelar Ildrim/Eldream. Bayazid dengan cepat menaklukkan daerah dan memperluas di Eropa.
            Turki Usmani dipimpin oleh Muhammad, akhirnya ia berhasil mengembalikan Turki Usmani seperti sediakala, meskipun is tidak melakukan perluasan dan penaklukkan, Muhammad berhasil membawa Turki Usmani stabil kembali dengan keberhasilan ini, ia di sejajarkan oleh sejarawan dengan Umar II dari dinasti Bani Umaiyah. Penggantinya Murad II adalah Muhammad II dalam sejarah terkenal dengan Muhammad Al-Fatih, ia berhasil menaklukkan kota konstantinopel pertama kali yang telah dicita-citakan sejak khalifah Usman bin Affan. Selanjutnya pada tahun 1520-1566 M, Sulaiman Agung menjadi penguasa baru di kerajaan Turki Usmani menggantikan Salim I dan dia dijuluki Sulaiman Al-Qanuni
MASA KEMUNDURAN TURKI USMANI
Periode ini dimulai saat terjadinya perjanjian Carltouiz, 26 Januari 1699 M antara Turki Usmani dengan Australia, Rusia,Polandia, Vanesia, dan Inggris, isi perjanjian tersebut diantaranya adalah Australia dan Turki terikat perjanjian selama 25 tahun. Intinya hampir menguras habis wilayah Turki.
F.     Islam Modern
Masalah Di Timur Tengah
 Konflik di Timur Tengah yang terjadi selama ini sepanjang abad ke-20 sampai memasuki abad ke-21. Gambaran dari kompleksitas konflik di kawasan itu adalah perang Palestina-Israel yang berkepanjangan dan cenderung semakin frontal; perang Teluk (Irak vs Iran) yang meski telah berlalu masih menyisakan perpecahan rakyat Irak; invasi militer AS dan sekutu-sekutunya di kawasan yang telah memperuncing konflik sektarian di negara yang telah mereka duduki (seperti di Irak sekarang) serta negara-negara di sekitarnya.
Pemerintahan Islam Bukan Monarki
       Islam  tidak mengakui sistem monarchi, maupun yang sejenis dengan sistem monarchi. Kalau sistem monarchi, pemerintahannya menerapkan sistem waris (putra mahkota), Sedangkan sistem pemerintahan Islam tidak mengenal sistem waris. Namun, pemerintahan akan dipegang oleh orang yang dibai'at oleh umat dengan penuh ridha dan bebas memilih.
Pemerintahan Islam Bukan Republik
        Sistem pemerintahan Islam juga bukan sistem republik. Dimana sistem republik berdiri di atas pilar sistem demokrasi, yang kedaulatannya jelas di tangan rakyat. Sementara sistem pemerintahan Islam berdiri di atas pilar akidah Islam, serta hukum-hukum syara'. Dimana kedaulatannya di tangan syara', bukan di tangan umat.
Pemerintahan Islam Bukan Kekaisaran
        Sistem pemerintahan Islam juga bukan sistem kekaisaran, Sebab wilayah yang diperintah dengan sistem Islam tidak sama dengan wilayah yang diperintah dengan sistem kekaisaran. Bahkan, berbeda jauh dengan sistem kekaisaran, sebab sistem ini tidak menganggap sama antara ras satu dengan yang lain dalam hal pemberlakuan hukum di dalam wilayah kekaisaran.
Pemerintahan Islam Bukan Federasi
        Sistem pemerintahan Islam juga bukan sistem federasi, yang membagi wilayah-wilayahnya dalam otonominya sendiri-sendiri, dan bersatu dalam pemerintahan secara umum. Tetapi sistem pemerintahan Islam adalah sistem kesatuan.
Daftar Pustaka

0 comments:

Posting Komentar

Open Panel

Label

Blogroll

Labels